Senin, 23 Februari 2015


Jendela Dakwah :
Tema : Ketaqwaan di Tengah Pergaulan Masyarakat dan Organisasi/Perkumpulan.


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT.
Amin.
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Dan bergaullah dengan mereka dengan akhlak yang baik”.

Yaitu berinteraksilah dengan mereka dengan akhlak yang baik, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, karena hal itu adalah kebaikan. Perintah di atas, bisa jadi hukumnya wajib, bisa jadi hanya merupakan perkara yang dianjurkan saja, sehingga dapat ditarik faedah pula dari sini; disyari’atkannya bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik. Nabi Muhammad Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam  menyebutkan secara umum bagaimana cara bergaul (dengan sesama). Dan hal itu bervariasi sesuai dengan keadaan dan kondisi orang perorangan. Karena boleh jadi suatu hal baik bagi seseorang, akan tetapi tidak baik bagi orang yang lainnya. Orang yang berakal dapat mengetahui dan menimbangnya.

Rasulullah bersabda : “Amalan yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah membahagiakan orang lain dan meringankan bebannya, atau melunasi hutangnya, atau memberinya makan untuk menghilangkan rasa laparnya.”

"Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. (QS 23:62)

Dengan demikian ketakwaan seseorang tidak dapat diukur hanya dengan melihat keshalehannya dalam beribadah saja namun juga dilihat dari keshalehan sosial kemasyarakatan, dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa dan bernegara berupa implementasi terhadap etika dan kearifan sosial kemasyarakatan di tengah pergaulan masyarakat yang kini sedang dalam kondisi carut marut, tanpa melupakan tanggung jawab pribadi, tanggung jawab organisasi/perkumpulan dan keluarga.

Kita menyadari tak selamanya hidup itu berada diatas terkadang kita juga mengalami hidup berada dibawah.
Maka janganlah kita lupakan orang-orang yang berada dibawah ketika kita sudah berada diatas.